Laporan wartawan Grid.ID, SIlmi Nur A.
Grid.ID - Social distance, karantina, dan lockdown beberapa negara besar di dunia, akibat pandemi Covid-19, telah menyebabkan satu perubahan besar dalam sejarah dunia.
Penurunan drastis pencemaran Nitrogen Dioksida membuat kita merasa jika bumi sedang berbenah.
Seperti contohnya angsa dan lumba-lumba kembali ke kanal-kanal di Venesia, Italia.
Pada hari-hari biasa, takkan ada hewan-hewan tersebut karena padatnya aktivitas manusia.
Hal ini menunjukkan seberapa besar dampak tidak adanya aktivitas manusia terhadap alam.
Seperti yang dilansir pada halaman Facebook Epicalyptic, Sabtu (21/3/2020), 14 ekor gajah tampaknya telah berkeliaran di sebuah desa di Yunan, China.
Gajah-gajah ini dikabarkan mencari jagung dan sumber makanan lain.
Hanya saja, rupanya sekelompok mamalia besar ini justru menemukan jangung yang sudah difermentasi menjadi wine.
Dan sayangnya, gajah-gajah ini justru menghabiskan keseluruhan minuman keras itu.
Gajah-gajah itu kemudian ditemukan dalam keadaan mabuk di kebun teh terdekat, dengan senyum manis di wajah mereka.
Foto yang diunggah pada Rabu (18/3/2020) itu memiliki keterangan foto bertuliskan, “Ketika manusia melakukan social distance, 14 gajah masuk ke sebuah desa di provinsi Yunan, mencari jagung dan makanan lainnya. Mereka akhirnya minum 30kgs anggur jagung dan mabuk sehingga mereka tertidur di kebun teh terdekat. "
Namun, melihat makna yang lebih dalam pada senyum-senyum di wajah gajah-gajah itu sepertinya kita para manusia harus bekerja untuk berbenah.
Jika kita melihat lagi, efek dari penggundulan hutan itulah yang menyebabkan gajah-gajah malang ini harus menjelajahi desa untuk mencari makanan.
Wabah covid-19 mungkin merupakan tanda yang dibutuhkan manusia untuk berhenti bersikap acuh tak acuh terhadap alam ini.
(*)
Source | : | worldofbuzz |
Penulis | : | Silmi Nur Aziza |
Editor | : | Nurul Nareswari |