Demikian bunyi pernyataan dari Forum Jurnalis Palestina pada 3 Agustus 2016, yang dikutip oleh The Washington Post.
Baca Juga: Yuk Intip Gaya Lebaran Ala Gigi Hadid dan Zayn Malik yang Kenakan Pakaian Adat Palestina!
"... Cara ini dirancang untuk memalsukan sejarah, geografi, dan juga hak rakyat Palestina untuk tanah air mereka, dan (adalah) upaya yang gagal untuk merusak ingatan orang-orang Palestina dan Arab serta dunia," lanjutnya.
Namun Washington Post memberitakan lebih lanjut, Google Maps tidak menghapus nama Palestina pada 25 Juli seperti yang diklaim Forum Jurnalis.
Tampilan peta secara default adalah wilayah yang dibatasi tapi tidak berlabel, yang membentang dari Hebron di selatan ke Jenin di utara, dan dari Yerusalem ke perbatasan Yordania.
Lalu jika diklik salah satu kota di wilayah itu, Google akan menandainya sebagai Palestina, dan Knowledge Box dari Wikipedia akan muncul, menggambarkan Palestina sebagai "negara berdaulat de jure".
Istilah itu mulai berlaku sejak 2013 ketika Google mengikuti langkah PBB, untuk mengubah nama ke "Palestina" dari "wilayah Palestina".
Akibat sengketa ini, beberapa warga Palestina beralih memakai Microsoft Bing Maps karena ada nama Palestina sebagai tempat tersendiri.
Sementara itu Apple Maps tidak memberi label wilayah atau membedakannya dari Israel.
Palestina dan Israel bukan satu-satunya sengketa yang terjadi di peta Google.
Sebelumnya Taiwan juga sempat ditulis sebagai negara merdeka pada Knowledge Box Wikipedia, lalu Crimea yang juga diklaim Rusia dan Ukraina dipetakan secara berbeda tergantung dari negara mana pencariannya.
Yerusalem yang diklaim Palestina dan Israel pun sempat hanya ditulis ibu kota Israel saja.
Artikel ini telah tayang di laman Kompas.com dengan judul: "Dihapus" dari Google Maps, Begini Langkah Palestina (*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Novita |