“Itu tali pocong, gunanya saya gak tahu, katanya bawa saja, tapi bukan untuk menjerat korban,” jelas HE pada Wadi.
HE mengklaim, tali pocong ini berguna untuk membawa ‘keselamatan’ bagi dirinya.
“Biar selamat, ini dikasih pak. Tali pocongnya asli, katanya ini tali pocong belum dimakamkan masih di pulasara, diikat terus digunting, itu sisaan katanya,” tuturnya mengakui.
Bahkan, HE mengaku sudah enam tahun dirinya menyimpan tali pocong tersebut, dan selalu dibawa kemanapun ia pergi.
“Sudah enam tahun saya punya tali pocong ini, selama itu saya selamat,” bebernya.
Namun kendati telah membawa sejumlah jimat, kawanan copet jaringan AKAP ini tetap meringkuk di penjara usai aksinya dipergoki sopir angkot.
Sebab, kiprah kawanan copet antar kota antar provinsi (AKAP) ini tertangkap basah oleh sopir angkutan kota (Angkot) yang ditumpanginya ketika melaju di Jalan Siliwangi, Pancoran Mas.
Modus yang digunakan kawanan ini adalah dengan cara berpura-pura sakit ayan (epilepsi) untuk mengalihkan korban dan penumpang lainnya di dalam angkot.
Kendati demikian, aksi mereka diketahui oleh sang sopir yang langsung berteriak dan memancing perhatian warga sekitar yang langsung mengamankannya.
Penulis | : | None |
Editor | : | Winda Lola Pramuditta |