Pesawat tersebut telah digunakan selama bertahun-tahun tanpa masalah.
Hal itu tentu memunculkan pertanyaan besar mengenai penyebab kecelakaan pesawat SJ-182.
Media ini lanjut kembali menyoroti soal jatuhnya pesawat Lion Air pada 2018 lalu.
Mereka menyebut kecelakaan tersebut terjadi karena sistem antistall pesawat jet 737 Max, yang dirancang oleh Boeing, tidak berfungsi.
Menyusul kecelakaan Lion Air, seluruh armada Max lanjut dihentikan di seluruh dunia selama hampir dua tahun ini.
Terkait kecelakaan SJ-182, Sriwijaya Air mengatakan bahwa pihaknya tengah menyelidiki penyebabnya.
Baca Juga: Pasangan Pengantin Baru Jadi Korban Sriwijaya Air SJ-182 yang Jatuh di Wilayah Kepulauan Seribu
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai pesawat SJ 182.
Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu dibuat pada 1994 dan bergabung di jajaran armada Sriwijaya Air sejak 2012.
Namun, Suryanto mengatakan, usia tidak mempengaruhi kelaikan terbang selama dirawat dengan benar.
"Umur pesawat dibuat tahun 1994, jadi sekitar 25-26 tahun."
"Berapa pun umurnya, pesawat yang diatur sesuai peraturan yang sesuai dalam hal ini dari Ditjen Hubungan Udara, harusnya tidak ada masalah," kata dia dikutip dari Kompas.com, Minggu (10/1/2021).
(*)
Tragis, Gading Marten Ungkap Kisah Kakeknya yang Jadi Tentara Belanda dan Kapalnya Dibom untuk Kerja Paksa Bangun Rel Kereta
Source | : | Kompas.com,ny times |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |