Laporan wartawan Grid.ID, Citra Kharisma
Grid.ID - Aksi heroik seorang ayah di Mamuju, Sulawesi Barat ini patut diacungi jempol.
Gempa susulan yang terjadi di Mamuju Sulawesi Barat datang saat dini hari.
Banyak orang yang sudah terlelap di dalam rumah masing-masing, sama halnya dengan keluarga dari Sertu Palemba.
Sertu Palemba, istri, dan 3 anaknya tak sempat keluar saat merasakan guncangan yang begitu hebat.
Dilansir dari Kompas.com, Juhida dan 3 anaknya, yang sebelumnya tinggal di Pinrang, memang datang ke Mamuju untuk menemui Sertu Palemba.
Saat pertama kali menyadari adanya gempa, Palemba kemudian langsung bangun dari tidur dan berteriak takbir.
Sang istri yang mendengar terkejut bangun dan sudah mendapati bangunan disekitarnya mulai runtuh.
"Saya dengar suami saya bilang Allahuakbar ada gempa."
"Saya bangun dan bangunan dari atas langsung runtuh," tutur Juhida, istri Sertu Palemba.
Melihat itu, dengan cepat Sertu Palemba mendekap keluarganya agar terhindar dari reruntuhan bangunan.
Sertu Palemba membiarkan punggungnya menjadi tameng dari puing-puing bangunan.
Ia bertahan dengan posisi tersebut sampai goncangan mulai berhenti.
Sehingga ia memiliki banyak luka di tangan dan punggung.
"Saya dapat luka-luka di bagian tangan dan punggung banyak sekali," kata Sertu Palemba, dikutip dari TribunPinrang.com.
Namun, meskipun telah mengorbankan nyawa melindungi keluarga, Sertu Palemba harus kembali ikhlas.
Putra sulungnya yang bernama Muh. Andra Palemba (14), meninggal dunia karena tertimpa puing bangunan.
Kejadian itu meninggalkan luka mendalam untuk seluruh keluarga khususnya Palemba.
Putra sulungnya itu kemudian akan dimakamkan di kampung halaman sang ibu di Kecamatan Batulappa, Pinrang.
(*)
Source | : | Kompas.com,TRIBUNPINRANG.COM |
Penulis | : | Citra Widani |
Editor | : | Ayu Wulansari Kushandoyo Putri |