Ada beberapa manfaat dari metode ERACS, seperti meningkatkan kepuasan serta kenyamanan bagi pasien, mengurangi lama rawat di rumah sakit, hingga mengurangi risiko komplikasi.
Kemudian, metode ERACS juga digunakan berdasarkan bukti-bukti terkini dan dilakukan oleh tim multidisipliner seperti spesialis kandungan, spesialis anak, ahli anestesi, hingga perawat yang mengoptimalkan pemulihan pasca operasi.
"Dari penelitian, setelah dilakukan metode ERACS ini pada pasien post caesar kebutuhan obat opioid dan lama rawat berkurang. Obat opioid ini termasuk salah satu obat anti nyeri yang efeknya cukup baik. Namun efek sampingnya pasien lebih sering kembung dan konstipasi," kata dr Zeissa.
Kemudian, ternyata tidak semua ibu hamil bisa melakukan operasi caesar metode ERACS.
"ERACS ini adalah panduan umum, memang belum tentu bisa dilakukan pada setiap pasien. Nanti kita (dokter) nilai dulu di trimester 3 atau menjelang persalinan apakah layak dilakukan ERACS atau tidak," jelas dr Zeissa.
Beberapa kondisi yang tidak memungkinkan bagi ibu hamil untuk bersalin dengan metode ERACS:
Baca Juga: Melahirkan Saat Positif Covid-19, Apakah Tetap Bisa Memberikan ASI Pada Bayi?
- Preeklamasia
- Tekanan darah tidak terkontrol
- Eklamasia
- Anemia berat
- Diabetes tidak terkontrol
- Pasien dengan gangguan kecemasan tinggi
Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter demi saran terbaik untuk melahirkan.
(*)
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Devi Agustiana |
Editor | : | Devi Agustiana |