Ketika baru didirikan, Andien dan pihaknya mengajak masyarakat mendonasikan baju-baju yang masih layak pakai untuk dijual kembali dengan tujuan menggalang dana.
Namun, dari 5 ton pakaian yang berhasil dikumpulkan selama 3 bulan, ternyata hanya sekitar 10 persen yang benar-benar masih layak.
“Rupanya orang-orang ini, temen-temen dan mungkin saya juga, kebingungan karena mungkin banyak yang menerima donasi pakaian yang layak pakai. Lalu yang tidak layak pakai gimana?” ucapnya.
Fenomena ini kemudian membuat Andien terdorong untuk membantu memperpanjang usia pakaian sehingga tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Salah satu upaya yang dilakukan Andien bersama Setali Indonesia adalah upcycle, yaitu mengolah kembali pakaian-pakaian yang sudah tidak terpakai.
Dalam acara tersebut, Andien pun dengan bangga memperlihatkan contoh pakaian hasil upcycle oleh Setali Indonesia.
Barang-barang hasil upcycle pun kemudian dijual kembali dan hasil penjualan akan digunakan untuk kegiatan amal.
“Beberapa upayanya yaitu kami mencoba untuk meng-upcycle dalam bentuk pakaian yang saya pakai."
"Ini jaketnya terdiri dari beberapa pakaian yang sudah bolong, tersundut rokok, tidak ada kancingnya, tidak ada resleting, kelunturan, lusuh, dan lain-lain,” papar Andien.
“Beberapa produk itu kemudian kami mencoba untuk dijual dan hasilnya untuk charity,” tandasnya.
(*)
Penulis | : | Ragillita Desyaningrum |
Editor | : | Ayu Wulansari K |