Rupanya para petani mencampur susu, telur, serta, madu dan membuatnya menjadi pupuk organik satu tangki.
"Satu tangki, itu telur kuningnya saja, susu putih sachetan, kental manis juga boleh," kata Sugiarti.
Putih telur dihilangkan karena takut menyumbat semprotan pupuk.
Sementara susu serta madu bebas memakai merek apa saja.
Sugiarti mengaku bahwa pupuk racikan sendiri ini lebih murah dari pada membeli pupuk kimia.
"(Harganya) Rp 130 ribu, selisihnya berapa, itu bisa buat beli sate," kata Sugiarti.
(*)
Penulis | : | Annisa Marifah |
Editor | : | Ayu Wulansari K |