Mamak (Cut Mini Theo), ibu dari Imam tidak menyetujui dan merestui mereka untuk menikah.
Menjadi sutradara termuda di Indonesia, Syakir Daulay melalui karyanya memiliki impian besar untuk perfilman Indonesia.
“Aku pengen perfilman Indonesia itu balik ke tujuan awal, buka cuman menghibur, bukan cuman keren, tapi juga bisa menceritakan Indonesia memiliki moral dan nilai yang kuat sebagai bangsa yang bermartabat,“ jelas Syakir.
Ia ingin film Indonesia mencakup tiga hal penting, yaitu mencerdaskan generasi bangsa, menceritakan budaya Indonesia di kancah internasional, dan untuk membangun akhlak dan moral yang baik untuk generasi bangsa.
Melalui film “Imam Tanpa Makmum”, Syakir ingin anak-anak muda Indonesia tidak terpaku untuk cepat menikah tanpa adanya kesiapan diri dan hati.
Syakir berpesan bahwa sebelum menjadu seorang Imam bagi orang lain, kita harus bisa menjadi Imam untuk diri sendiri dulu.
Oleh karena ini, melalui film ini Syakir berharap banyak anak muda Indonesia yang menjadapatkan pesan dan moral yang berharga.
Dengan menggabungkan 3 elemen, Hollywood, Bollywood dan budaya Indonesia, kualitas dari “Imam Tanpa Makmum” tak akan diragukan kembali.
Kita bisa menikmati perjalanan cerita yang relate dengan keadaan anak muda zaman sekarang. (*)
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Okki Margaretha |