Laporan Wartawan Grid.ID, Chandra Wulan
Grid.ID - Gempa di Donggala dan tsunami Palu yang terjadi pada Jumat (28/9) silam meninggalkan luka bagi Indonesia.
Bantuan terus diterjunkan dari seantero Indonesia.
Di tengah suasana duka, hoaks malah merebak.
Dilansir dari Kompas.com, pesan berisi berita palsu alias hoaks itu menyebar melalui aplikasi Whatsapp.
Bunyi pesannya adalah sebagai berikut:
"Tolong hubungi mama mea dll yang dipalu...
Palu siaga 1..
Barusan temanku di BMKG habis periksa alat pendeteksi gempa yg dorang taro dilaut..
kalau gempa susulan akan ada..
lebih besar dari kemarin..
berkekuatan 8.1 keatas..
dan berpotensi tsunami yg lebih besar dari kemarin."
Oleh Sutopo Purwo Nugroho, masyarakat diminta untuk mengabaikan pesan tersebut.
Baca Juga : Ucapan Manis Zaskia Adya Mecca di Ulang Tahun Hanung Bramantyo
Sebab, hingga saat ini belum ada prediksi gempa yang benar-benar bisa mengira-ngira dengan tepat waktu gempa dan tsunami bisa terjadi.
Teknologi paling canggih pun belum sampai ke sana.
Karena itulah, BMKG Wilayah IV Makassar mengeluarkan surat resmi bernomor KP.015/616/KBW.IV/IX/2018.
Berikut bunyi surat tersebut:
"Sehubungan dengan kejadian gempabumi terasa pada tanggal 28 September 2018 yang terjadi pada pukul 18:02:44 wita yang berpusat di 26 km utara Donggala Sulawesi Tengah dengan kekuatan M 7.4 SR, dan terkait dengan isu-isu prediksi kejadian gempabumi yang akan terjadi, maka BMKG Wilayah IV Makassar menegaskan bahwa gempabumi dapat terjadi setiap saat namun hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksikan kapan gempabumi akan terjadi, bahkan sampai menentukan waktu kejadian gempabumi."
Di sisi lain, bencana selalu mengakibatkan kekurangan material.
Baca Juga : Jadi Ibu Posesif, Sharena Delon Selalu Mandikan Anaknya Sendiri
Salah satunya dan yang paling krusial adalah kekurangan bahan pangan.
Menyusul berita gempa dan tsunami, dikabarkan pula bahwa terjadi penjarahan di beberapa minimarket.
Namun hal ini dibantah oleh Presiden Jokowi yang sudah berkunjung ke Palu pada Minggu (30/9).
"Saya tidak melihat di lapangan seperti itu. Karena toko-toko itu pun tutup," ujar Jokowi dikutip dari Kompas.com.
Jokowi justru berpikiran bahwa aksi tersebut bukanlah sebuah bentuk penjarahan, melainkan kebaikan hati pemilik toko untuk membantu sesamanya yang sedang kesusahan.
Ia juga meminta agar masyarakat fokus kepada masalah yang lebih substansial dalam situasi darurat seperti sekarang.
Baca Juga : Mengidap Stroke Ringan, Ayah Cynthia Lamusu Terlambat Ditangani
(*)
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Chandra Wulan |
Editor | : | Chandra Wulan |