Hal itu diungkapkan Sutopo dalam akun Instagramnya @sutopopurwo pada Minggu (26/5/2019) silam.
Baca Juga: Farhat Abbas Sebut Pengacara Fairuz Sering Menggiring Opini, Hotman Paris: Don't Care
"Ada 2 periode waktu yang menakutkan selama hidup saya yaitu mencari universitas setelah lulus SMA dan mencari pekerjaan setelah lulus S1."
"Mencari universitas negeri tidak mudah. Dihapusnya jalur PMDK atau undangan saat itu. Hanya ada satu peluang yaitu test SIPENMARU atau SBMPTN saat ini. Saya hanya mengikuti satu test itu."
"Tidak berani mendaftar swasta karena beayanya mahal saat itu. Akhirnya diterima di Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Ini pilihan ketiga. Itu pun kesasar karena salah informasi. Pilihan pertama Kedokteran Umum UGM dan kedua Manajemen UGM."
"Akhirnya lulus S1 dengan predikat cum laude, tercepat, termuda. Menjadi mahasiswa teladan dan juara Lomba Karya Inovatif Produktif Tingkat Nasional," tulis Sutopo.
Baca Juga: Disangka Awan Biasa, RM BTS Ternyata Memotret Fenomena Alam Langka
Selanjutnya hal yang ia takutkan yaitu mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.
Sebanyak 32 surat lamaran kerja pun disebar Sutopo ke berbagai perusahaan.
"Lalu masuklah periode menakutkan kedua yaitu cari pekerjaan. Hampir tiap hari kirim lamaran. Total 32 surat lamaran via kantor pos. Dari 32 lamaran:
- 2 dapat panggilan lalu test dan diterima, yaitu di BPPT dan PT Sumalindo Lestari Jaya.
- 2 dapat panggilan tapi test gagal yaitu Dosen Universitas Esa Unggul dan PT Garuda Indonesia.
- 3 dapat surat balasan isinya ditolak yaitu:
1. Dosen F. Geografi UGM Yogya
2. Dosen F. Geografi UMS Solo
3. Dosen Perikanan IPB Bogor"
"25 TIDAK ADA surat balasan dan tidak direspon."
Namun saat itu tak semudah itu ia mendapatkan pekerjaan, ia pun sempat hanya diberi harapan oleh beberapa perusahaan.
Source | : | |
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |