Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Kabar duka datang dari Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang meninggal dunia pada 7 Juli 2019.
Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia sekitar pukul 02.20 waktu Guangzhou atau sekitar pukul 01.20 WIB.
Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia usai berjuang melawan penyakit kanker paru-paru yang dideritanya dan kanker tersebut pun telah menyebar ke tulang dan beberapa organ vital tubuhnya.
Baca Juga: Klarifikasi Soal Rumah Museum, Barbie Kumalasari: Itu Rumah Bapak Angkat Gue!
Seperti yang diketahui sebelumnya pada 15 Juni 2019, Sutopo menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di St. Stamford Modern Cancer Hospital, Guangzhou, China.
Meski divonis kanker pada Desember akhir 2017, almarhum masih terus gigih dalam melakukan tugasnya seperti menginformasikan berbagai kejadian bencana yang terjadi di Indonesia selama 2018 hingga pertengahan 2019.
Semasa hidup pun Sutopo rajin membagikan informasi mengenai perkembangan kondisi kesehatannya.
Baca Juga: Dijual Rp 400 Ribu Perbotol, Air Bekas Mandi Cosplayer Cantik Ini Laris Manis!
Meski mengidap penyakit menakutkan serta mematikan tersebut, namun rupanya ada dua hal yang ditakutkan Sutopo semasa hidupnya.
Ketakutan tersebut terjadi pada 24 tahun silam.
Dua hal yang ditakutkan Sutopo saat itu yaitu ketika mencari universitas setelah lulus SMA dan mencari pekerjaan setelah lulus pendidikan S1.
Hal itu diungkapkan Sutopo dalam akun Instagramnya @sutopopurwo pada Minggu (26/5/2019) silam.
Baca Juga: Farhat Abbas Sebut Pengacara Fairuz Sering Menggiring Opini, Hotman Paris: Don't Care
"Ada 2 periode waktu yang menakutkan selama hidup saya yaitu mencari universitas setelah lulus SMA dan mencari pekerjaan setelah lulus S1."
"Mencari universitas negeri tidak mudah. Dihapusnya jalur PMDK atau undangan saat itu. Hanya ada satu peluang yaitu test SIPENMARU atau SBMPTN saat ini. Saya hanya mengikuti satu test itu."
"Tidak berani mendaftar swasta karena beayanya mahal saat itu. Akhirnya diterima di Fakultas Geografi UGM Yogyakarta. Ini pilihan ketiga. Itu pun kesasar karena salah informasi. Pilihan pertama Kedokteran Umum UGM dan kedua Manajemen UGM."
"Akhirnya lulus S1 dengan predikat cum laude, tercepat, termuda. Menjadi mahasiswa teladan dan juara Lomba Karya Inovatif Produktif Tingkat Nasional," tulis Sutopo.
Baca Juga: Disangka Awan Biasa, RM BTS Ternyata Memotret Fenomena Alam Langka
Selanjutnya hal yang ia takutkan yaitu mencari pekerjaan setelah lulus kuliah.
Sebanyak 32 surat lamaran kerja pun disebar Sutopo ke berbagai perusahaan.
"Lalu masuklah periode menakutkan kedua yaitu cari pekerjaan. Hampir tiap hari kirim lamaran. Total 32 surat lamaran via kantor pos. Dari 32 lamaran:
- 2 dapat panggilan lalu test dan diterima, yaitu di BPPT dan PT Sumalindo Lestari Jaya.
- 2 dapat panggilan tapi test gagal yaitu Dosen Universitas Esa Unggul dan PT Garuda Indonesia.
- 3 dapat surat balasan isinya ditolak yaitu:
1. Dosen F. Geografi UGM Yogya
2. Dosen F. Geografi UMS Solo
3. Dosen Perikanan IPB Bogor"
"25 TIDAK ADA surat balasan dan tidak direspon."
Namun saat itu tak semudah itu ia mendapatkan pekerjaan, ia pun sempat hanya diberi harapan oleh beberapa perusahaan.
Baca Juga: Raffi Ahmad Mendadak Menangis dan Minta Maaf pada Sang Istri, Raffi: Ga Ada Wanita Sesabar Nagita
"Selama mencari pekerjaan, tidak semua perusahaan atau instansi besar yang saya lamar. Tapi perusahaan kecil bahkan konsultan pun saya lamar. Selama mencari pekerjaan itu banyak yang hanya PHP, diajak kesana kemari tapi akhirnya tidak ada kejelasan, dijanjikan dan lainnya."
"Semua ini tercatat di block note 24 tahun yang lalu. Block note pemberiat teman di UI yang saya pakai buat catatan penting dan diary," tulisnya lagi.
Dalam unggahannya tersebut, Sutopo pun mengajak anak muda supaya tak langsung berputus asa dalam segala urusan yang dihadapinya.
"Jadi bagi anak-anak muda, Jangan putus asa. Salah milih jurusan atau belum dapat pekerjaan meski sudah banyak kirim lamaran. Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk kita. Tuhan tidsk langsung mengabulkan doa kita seketika. Untuk itu sabar dan terus berikhtiar. Kita tidak tahu masa depan kita. Tapi kita harus terus belajar, tekun, semangat, sabar dan berdoa," pungkas Sutopo.
(*)
Source | : | |
Penulis | : | Dianita Anggraeni |
Editor | : | Dianita Anggraeni |