Grid.ID - Nasib tragis dialami wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam vernama Marjiana Begum.
Meninggal di usia 55 tahun, tak ada satu pun orang yang mau mengurus jenazah Marjiana yang merupakan mantan pekerja seks komersial (PSK) itu.
Kasus mantan PSK yang jenazahnya tidak ada yang mau menguburkan ini terjadi di India.
Melansir DhakaTribune, pekerja seks di Rumah Bordil C dan B Ghat di Dekrit Char Union kotapraja Faridpur tidak diizinkan melakukan pemakaman Islami setelah kematian mereka.
Hal ini menimpa salah satu PSK bernama Marjiana Begum (55) yang meninggal di rumah bordil karena penyakit kuning pada Rabu (9/8/2023) pagi.
Namun tidak ada satu pun orang yang bersedia membantu memakamkan Marjiana.
Bahkan tetangganya tidak memandikannya sesuai ajaran Islam.
Seorang imam setempat menolak untuk memimpin doa pemakamannya.
Namun, Shapla Mohila Sangstha, sebuah organisasi non-pemerintah (LSM) yang bekerja untuk rumah bordil, melangkah maju untuk pemakamannya.
Dia dimandikan dan kemudian dimakamkan di krematorium lokal di kotamadya Faridpur setelah salat jenazah sekitar pukul 16:00 waktu setempat.
Chanchala Mandal, direktur eksekutif LSM tersebut, mengatakan selama pekerja seks menghibur klien mereka, permintaan mereka tinggi.
“Tapi ketika mereka mati, tidak ada yang datang untuk melihat mereka.
Melakukan pemakaman mereka dan bahkan penguburan mereka dengan cara yang tepat menjadi tidak pasti,” katanya.
“Otoritas semua kuburan lokal tidak mengizinkan penguburan mereka.
Untuk menghindari hal ini, identitas almarhum terkadang dipalsukan.
Tapi itu tidak berhasil ketika identitas asli mereka terungkap,” kata direktur LSM itu.
Di rumah bordil Daulatdia di Tajbari adalah salah satu daerah kumuh seks terbesar di dunia.
Pemakaman pekerja seks yang layak sekarang diizinkan dengan bantuan pemerintah setempat, menurut Chanchala.
“Namun, itu tidak sama di sini.
Rasanya seperti tidak ada tempat bagi pekerja seks untuk mati di Faridpur,” kata Chanchala yang kecewa.
Ia menambahkan bahwa upaya berulang kali untuk mendapatkan izin dari pemerintah telah gagal.
Jenazah para pekerja seks hanya bisa dimakamkan di tempat kremasi Ambikapur.
Penduduk lokal Haider Khan mengatakan orang-orang bahkan tidak diperbolehkan membawa jenazah dengan khatiya (tandu yang dimodifikasi khusus untuk membawa jenazah).
“Orang-orang belajar bagaimana dihibur oleh para pekerja seks, tetapi tidak menghormati mayat mereka,” kata Haider, yang ikut membawa Marjina ke krematorium.
Ketua Decr Char Union Parishar Mehedi Hasan Mintu, saat dihubungi, mengakui situasinya, mengatakan akan menyumbangkan khatiya ke rumah bordil.
Walikota Kota Faridour Amitab Bos tidak dapat dihubungi melalui telepon meskipun telah dilakukan beberapa upaya.
Kantor Sadar Upazila Nirbahi Liton Dhali berkata,“Kami dapat memotivasi para imam untuk melakukan ritual Islam bagi para pekerja seks yang meninggal.
Saya akan membicarakan masalah ini dengan wakil komisaris.
“Kami akan mencoba menetapkan tanah khas untuk penguburan mereka.
Pada saat yang sama, kami selalu siap membantu mereka,” tegasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Nasib Miris Mantan PSK, Hidupnya Gemerlap, Kini Meninggal Tak Ada yang Mau Mengubur
(*)
Source | : | Tribuntrends.com |
Penulis | : | Grid. |
Editor | : | Ulfa Lutfia Hidayati |