Grid.ID – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) merilis hasil riset bertajuk “Peran Platform Digital Terhadap Pengembangan UMKM di Indonesia” pada Kamis (25/1/2024). Dalam paparan hasil riset tersebut, INDEF mengungkapkan sarana utama yang dipilih pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memasarkan produk.
Sebanyak 34,25 persen responden pelaku UMKM memilih platform e-commerce dan media sosial,seperti Facebook Marketplace, Instagram Marketplace, dan TikTok Shop. Terkait platform e-commerce, 50 persen dari responden pelaku UMKM mengaku menggunakan Shopee untuk berjualan online selama satu tahun terakhir.
Sementara itu, platform lain yang dipilih sebagai tempat berjualan selama satu tahun terakhir secara berurutan adalah Facebook Marketplace (33,46 persen), Instagram Shop (28,47 persen), dan TikTok Shop (20,87 persen).
Aplikasi media sosial Facebook dan Instagram saat ini memungkinkan para pelaku UMKM melakukan pemasaran bisnis melalui berbagai fitur seperti feed, story, maupun marketplace atau shop.
Baca Juga: Survei IPSOS Ungkap Platform Jualan Live Streaming Favorit Brand dan UMKM Lokal
Dari aspek frekuensi penggunaan oleh pelaku UMKM, riset INDEF menunjukkan bahwa Shopee menjadi platform online yang paling sering digunakan. Sebanyak 36,22 persen responden mengaku lebih sering menggunakan marketplace tersebut.
Kemudian, platform online lain setelah Shopee yang paling sering digunakan adalah Facebook Marketplace (18,50 persen) dan online food delivery (16,93 persen), seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.
Pada paparan tersebut, INDEF juga menjelaskan bahwa digitalisasi UMKM menunjukkan progres yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini turut mendukung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Ada tiga alasan utama pelaku UMKM menerapkan digitalisasi pada bisnisnya menurut riset INDEF. Tiga alasan tersebut adalah kepraktisan dalam berjualan secara online (79,13 persen), eksposur dan traffic yang lebih luas (72,83 persen), dan potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat (69,69 persen).
Google, Temasek, dan Bain memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia akan tumbuh menjadi 109 miliar dollar AS pada 2025. Bahkan pada 2030, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan menyentuh angka 210 miliar dollar AS hingga 360 miliar dollar AS.
Transaksi di e-commerce menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekosisten ekonomi digital di Tanah Air. Kehadiran platform e-commerce menjadi peluang bagi pelaku UMKM untuk go digital.
Namun, peneliti Center of Digital Economy and SMEs dari INDEF, Izzudin Farras mengatakan bahwa keterampilan digital masih menjadi tantangan UMKM untuk memperoleh manfaat dari ekonomi digital.
Berdasarkan riset yang sama, beberapa tantangan utamanya adalah ketatnya persaingan antar pelaku usaha dalam platform digital (96,46 persen) dan kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan platform digital (83,46 persen).
Baca Juga: Dorong Brand Lokal dan UMKM Maju dan Berdaya, Shopee Gelar Rangkaian Program dan Fitur Terintegrasi
“Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan bisnis adalah dengan mengikuti program edukasi atau pelatihan UMKM yang diadakan oleh berbagai platform e-commerce,” jelasnya.
Satu hal yang penting, kata Izzudin, kini sudah semakin banyak pelaku UMKM yang sadar akan pentingnya penggunaan platform digital dan dampak positif digitalisasi dalam bisnis mereka.
Para pelaku UMKM diharapkan dapat terus melakukan inovasi dari segi produk, layanan hingga strategi untuk menggaet pelanggan di tengah persaingan bisnis online yang semakin ketat.
Penulis | : | Sheila Respati |
Editor | : | Sheila Respati |