#ChinaPneumonia —
TERRIFYING #bat-eating Chinese woman..Back in 2003, the GLOBAL outbreak of #SARS killed more than 8,000 people. #Bat, civet cats are believed to be the origin of #virus ????.#WuhanCoronavirus #coronavirus #China #WuhanPneumonia ????????pic.twitter.com/xZqGlkU44d
— @Dystopia - #HongKong is NOT China (@Dystopia992) January 23, 2020
Video kedua yang viral ini menunjukkan kelelawar yang sudah matang terendam dalam semangkuk besar air kaldu.
"Setelah mengalami masalah ini, bisakah orang Tionghoa berhenti makan satwa liar?" tanya blogger dalam sebuah postingannya.
Para ahli menyakini bahwa kelelawar adalah salah stau pembawa epidemi coronavirus yang mematikan puluhan warga Tiongkok.
Baca Juga: Imlek 2020: Makna Hujan yang Turun di Tahun Baru Tionghoa, Benarkah Ini Pertanda Datangnya Hoki?
Mengutip laporan Business Insiden, Jumat (24/1/2020), penyakit mematikan ini berasal dari pasar makanan laut (seafood) Huanan di Wuhan yang menjual satwa liar.
Satwa liar yang dijual di sana diduga tercemar virus korona kemudian menyebar ke manusia yang mengkonsumsinya.
Sejauh ini, sudah ada 26 orang yang meninggal karena virus corona.
Namun sepertinya orang-orang di negara itu tidak akan berhenti memakan hewan tersebut dalam waktu dekat.
Sebab, dalam pengobatan tradisional, kelelawar dianggap dapat menyembuhkan serangkaian penyakit, termasuk batuk dan malaria.
Kotoran hewan itu bahkan diyakini dapat menyembuhkan penyakit mata, menurut ahli medis Tiongkok kuno Ben Cao Gang Mu.
Source | : | dailymail.co.uk,The Sun |
Penulis | : | Mia Della Vita |
Editor | : | Nurul Nareswari |